Antara Barat dan Timur,Cina sampai Amerika,FTA hingga WTO

Sebuah Negara dikatakan maju jika Negara tersebut maju

Sebuah ungkapan yang membingungkan.Dari dulu sampai sekarang ,kit serinag mendengar bahwa barat merupakan sebuah wilayah,atau kondisi masyarakat dimana disana sudah “maju”,dan disini masih tidak bergerak.Sering juga kita membicarakan saat barat sudah maju zaman revolusi Industri,namun di Timur khususnya kita(Indonesia),masih zaman kerajaan Islam,atau zaman membawa tombak dan naik kuda(pendekar-pendekar).Perbandingan-perbandingan melihat sejarah masa lalu,dan perkembangan ini terjadi pada Cina beberapa Tahun lalu.Saat itu Cina merupakan kontra dari pemikiran Barat.Cina dan Soviet yang berideologi Komunis,dan Barat yang liberal.Tentu saat itu terjadi perseturuan yang seru antara Barat dan Timur.

Barat terpecah menjadi 2(two west) yaitu Amerika dan Eropa,yang kemudian saat ini menjadi Negara adi daya yaitu Amerika(West) dan China yang mulai bangkit menjadi raksaksa Timur(East).Dan yang menarik saat ini adalah cerminan timur dan barat ini bertemu(The Meeting West and East).Cina masa lalu adalah CIna yang menutup diri,berpandangan menguntungkan diri sendiri,bermental lemah,namun sejak 3 dekade lalu,Cina mulai bangkit dan merubah mainset yang tadinya Barat merupakan midset sebuah Negara maju,maka di ambillah mindset tersbut .
Dalam 5000 tahun sejarahnya, Cina tidak pernah menjadi kekuatan adidaya dan tidak pernah mempengaruhi politik internasional. Bahkan ketika Cina mengadopsi Komunisme, ia tidak mampu mengembannya lebih jauh dari batas negerinya sendiri apalagi mempengaruhi negara lain. Selama 5000 tahun, Cina lebih sering berperang dengan dirinya sendiri dan sibuk untuk menyatukan wilayah.

Dan suatu saat pemimpin baru China berpikir.. …Kebijakan luar negeri Cina mencerminkan perubahan penting dari pendekatan Beijing yang sempit dan reaktif pada masa lalu. Cina sudah meninggalkan mentalitas yang memandang dirinya sebagai korban (victim mentality) akibat penderitaan selama 150 tahun dan mengadopsi mentalitas adidaya (great power mentality-daguo xintai). Barat yang sudah berpengalaman menderita(dark age),dan memasuki pencerahan(renaissance),dan akhirnya berpikir,menyontek peradaban lain,dan akhirnya menjadi”maju” merupakan proses panjang dan menjadikan Barat menjadikan mentalitas adidaya.

Cina dengan kebijakan-kebijakan baru,dan pengalaman seperti Barat,nampaknya akan segera melebarkan sayap,menjadi kekuatan besar.Konsekuensinya, Pemimpin yang menanggalkan victim mentality dan yang mengambil mentalitas adidaya adalah tipe pemimpin yang kini memimpin Cina dan memiliki visi sebagai negara adidaya.Dengan pemikiran seperti ini maka bertemulah Barat dan Timur.Terjadi benturan yang dahsyat saat ini.

Pertemuan AS dan China (West and East)

Dengan kebijakan-kebijakn baru Cina,yang lebih terbuka dan mental baru,semangat baru ,sudah saatnya pemikiran bahwa “barat maju,timur ketinggalan” dirubah.Timur dapat sejajar dengan Barat,bahkan memenangi benturan keras antara Barat dan Timut.Maka Cina melakukan gebarakan di Bidang Ekonomi?? Kenapa bidang Ekonomi?Karena standar “maju” sulit didefinisikan kecuali dalam hal ekonomi.Kebijakan-kebijakanpun mengacu pada hal-hal yang akan menguntungkan Cina.Barat yang sudah merasa aman selama beberapa ratus tahun,merasa riskan dengan hal ini karena ini menyangkut ekonomi negaranya dan juga kepentingannya menjadi pemenang tunggal diera modern ini

Pembuat kebijakan AS membuat strategi menghadapi Cina dalam dokumen
“Tuntunan Perencanaan Pertahanan”yang merupakan bentuk pernyataan resmi AS pada masa paska runtuhnya Uni Sovyet. Juga tertulis dalam dokumen terebut
“Kita harus sekuat mungkin mencegah kekuatan asing manapun yang bisa mendominasi suatu wilayah yang sumber alamnya, ketika terkontrol secara solid, akan mampu mendukung terbentuknya kekuatan global.”
Ketika George Bush menjadi Presiden AS, hanya Cina yang memiliki kapasitas ekonomi dan militer yang mampu mengimbangi AS sebagai negara adidaya. AS membuat kebijakan yang mengisolasi Cina supaya tetap pada perbatasannya, ketimbang menghadapinya secara langsung karena hanya akan menghabiskan energi AS.

Cina adalah kekuatan besar yang memiliki masalah yang belum selesai terutama dengan Taiwan. Cina juga tidak menyukai peran AS di wilayah regional Asia Pasifik.” Oleh karena itu, Rice mengatakan,” Cina bukanlah kekuatan ‘status quo’, tapi ia adalah kekuatan yang berkeinginan merubah keseimbangan kekuatan di Asia yang sesuai dengan kepentingannya.(Tulisan Condoolize Rise)

Namun demikian,saat ini posisi Cina dan Amerika seakan-akan terpisah dan berdiri sendiri. Ketika AS mendominasi wilayah regional di awal abad ini, perang Afghanistan, Iraq, dan krisis ekonomi global membuat AS tidak mampu mendominasi Cina. Ini terlihat dalam fakta berikut:
AS merupakan konsumen terbesar dunia dimana mayoritas barang yang ia konsumsi berasal dari dan diproduksi oleh Cina .Dan Cina mereguk keuntungan besar sekali gara-gara konsumtifnya Amerika dan menyumbangkan dolar ke negeri Tirai Bambu tersebut.WTO yang mengatur perdagangan antar negara dan aturan2,terpaksa ada yang dilanggar,seperti diam2 me”lepaskan” biaya ekspor,dukungan perbankan,kucuran dana untuk ekspor yang sebenarnya terdapat Bea yang mahal untuk barang dapat keluar dari Cina,yang ternyata

Cadangan dolar yang sangat besar yang dimiliki Cina membuat Cina memiliki kemampuan untuk membeli saham keuangan AS, yang digunakan AS untuk membiayai defisit perdagangannya
Hal ini berakibat kepada serbuan perindustrian Cina, dimana industri tersebut membutuhkan pasokan minyak dan energi yang lebih besar lagi.Berikutnya, pengangguran di sektor industri AS pun meningkat karena kalah bersaing dengan kualitas harga dan barang yang lebih mendominasi.Maka dari itu,saat krisis melanda dunia,maka Amerika paling terkena dampaknya,industry Amerika melempe,.Strategi-strategi AS agar terus mengisolasi Cina,dengan gencar tersu digencarkan seperti kerja sama dengan Jepang(sebagai penyeimbang CIna di Timur),membangun kerja sama dengan vietnam(yang pada masalalunya bermusuhan),mengembangkan India,sehingga negara-negara tersebut berkurang pengaruhnya dari Cina.

Lalu apa yang dilakukan Cina??Dengan kebijan-kebijakan yang baik,dan Bank mendukung kegiatan ber”ekonomi” disana maka juga mindset majunya maka Cinapun sama seperti AS dengan menggaet mitra kerja,salah satunya dengan mengadakan perjanjian perdagangan bebas,dan kita Indonesia akan merasakan berbagai dampak dari ekspansi Cina ini yaitu pada perjanjian ACFTA(Asean China Free Trading Area).Bagi Indonesia ini merupakan sebuah tantangan yang menarik untuk melakukan perdagangan secara global dengan Cina.Cinapun melakukan FTA denga Negara-negara lain untuk menandingi “Barat”.Indonesi dengan segala kekayaan alam yang dianugerahi Tuhan,seharusnya dapat disyukuri dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam Tersebut,mengubah cara pandang negeri konsumtif menjadi Negara penghasil. Cina saat ini sudah menguasai wilayah ASEAN dan tentu bagi Amerika ini merupakan suatu kerugian yang besar.Bagi Indonesia,peluang masuknya Industri Cina,dan pengaruh ACFTA mendapat banyak sorotan. Kalau dari kecil kita sering mendengar orang Cina itu pandai berdagang dan hidup dengan berdagang,maka saatnya orang Indonesia berpikiran menjadi bosnya pedagang.Pertemuan Barat dan Timur akan menjadikan gesekan dan menghasilkan satu pemenang.dan berpengaruh kepada negeri kita ini. Sudah saatnya negeri kita suatu saat nanti menjadi pemenang,terbebas dari pengelolaan “Barat” yang mengelola SDM-SDM kita.Sudah saatnya pengusaha-pengusaha bersatu membangun negeri.2010 merupakan tahun diberlakukannya FTA dengan China.Lalu bagaimana dengan kondisi kita sekarang,apakah siap untuk menghadapi perdagangan bebas??Siapakah pemenang dari “The North East vs South East”.Kita lah yang menentukan sebagai generasi mendatang

Category:

0 komentar:

Posting Komentar